NEWS
Shaq Derri
Sekarang saya posting artikel yang langka dan bentuknya unik....Simak ya....
Pertama-tama,saya memberitahukan ciri-cirinya dulu ya...
Berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata.
Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur. Merupakan ikan air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar. Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.
Ikan ini kebanyakkan tinggal/hidup di sungai-sungai besar yang sering tergenang banjir.Ikan ini banyak tersebar di Sumatera,Kalimantan,dan Jawa dan ikan ini sulit ditemukan alias langka dan sayangnya ikan ini tidak dilindungi oleh Undang-Undang juga...kasihan nanti bisa punah pula.Ikan ini bisa dipancing pada malam hari..karena ikan ini bersifat nokturnal(aktif di malam hari).Peralatan dan umpan pancingnya hanya diperlukan standar ringan,kelas 1 KG.Umpannya adalah udang hidup,anak ikan atau katak.Karakteristiknya yaitu
Tipikal penyambar dan ketika hooked up, langsung ngaciiiir ke akar bahar di dalam air untuk memutuskan kenur. jadi harus diantisipasi dengan cepat agar kenur gak nyangkut.Sekilas dulu postingan ini semoga bermanfaat.
»» READMORE...
Shaq Derri
Kali ini saya memposting tentang Ikan yang mahal ni...hihi
Simak ya.....
Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumber daya tuna disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan perenang cepat yang bergerombol.
Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut. Ada lima macam alat penangkap tuna, yaitu rawai tuna, huhate, handline. pukat cincin, dan jaring insang.
Rawai tuna (tuna longllne)
Rawai tuna atau tuna longline adalah alat penangkap tuna yang paling efektif. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah pancing yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun.
Rawai tuna umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Alat tangkap ini bersifat pasif, menanti umpan dimakan oleh ikan sasaran. Setelah pancing diturunkan ke perairan, lalu mesin kapal dimatikan. sehingga kapal dan alat tangkap akan hanyut mengikuti arah arus atau sering disebut drifting. Drifting berlangsung selama kurang lebih empat jam. Selanjutnya mata pancing diangkat kembali ke atas kapal.
Umpan longline harus bersifat atraktif. misalnya sisik ikan mengkilat, tahan di dalam air, dan tulang punggung kuat. Umpan dalam pengoperasian alat tangkap ini berfungsi sebagai alat pemikat ikan. Jenis umpan yang digunakan umumnya ikan pelagis kecil, seperti lemuru (Sardinella sp.), layang (Decopterus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), dan bandeng (Chanos chanos).
Huhate (pole and line)
Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan pemancingan.
Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat penyemprot air.
Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing.
Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.
Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.
Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri (Stolephorus spp.).
Pancing ulur (handline)
Handline atau pancing ulur dioperasikan pada siang hari. Konstruksi pancing ulur sangat sederhana. Pada satu tali pancing utama dirangkaikan 2-10 mata pancing secara vertikal. Pengoperasian alat ini dibantu menggunakan rumpon sebagai alat pengumpul ikan. Pada saat pemancingan, satu rumpon dikelilingi oleh lima unit kapal, masing-masing kapal berisi 3-5 orang pemancing. Umpan yang digunakan adalah ikan segar yang dipotong-potong. Hasil tangkapan utama pancing ulur adalah tuna (Thunnus spp.).
Pukat cincin (purse seine)
Pukat cincin atau purse seine adalah sejenis jaring yang di bagian bawahnya dipasang sejumlah cincin atau gelang besi. Dewasa ini tidak terlalu banyak dilakukan penangkapan tuna menggunakan pukat cincin, kalau pun ada hanya berskala kecil.
Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan. Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line di antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan serok atau penciduk.
Pukat cincin dapat dioperasikan siang atau malam hari. Pengoperasian pada siang hari sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu pengumpul ikan. Sedangkan alat bantu pengumpul yang sering digunakan di malam hari adalah lampu, umumnya menggunakan lampu petromaks.
Gafa et al. (1987) mengemukakan bahwa payaos selain berfungsi sebagai alat pengumpul ikan juga berfungsi sebagai penghambat pergerakan atau ruaya ikan, sehingga ikan akan berada lebih lama di sekitar payaos. Uktolseja (1987) menyatakan bahwa payaos dapat menjaga atau membantu cakalang tetap berada d lokasi pemasangannya selama 340 hari.
Jaring insang (gillnet)
Jaring insang merupakan jaring berben tuk empat persegi panjang dengan ukuran mata yang sama di sepanjang jaring. Dinamakan jaring insang karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian insangnya pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam.
Pengoperasian jaring insang dilakuka secara pasif. Setelah diturunkan ke perairan, kapal dan alat dibiarkan drifting, umumnya berlangsung selama 2-3 jam. Selanjutnya dilakukan pengangkat jaring sambil melepaskan ikan hasil tangkapan ke palka.
Sumber: Gema Mina Ditjen Perikanan Tangkap
»» READMORE...
Shaq Derri
Pakar perikanan dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FIPIK), Sulistiono, yang telah melakukan penelitian singkat terhadap ikan hasil temuan masyarakat Kampung Cangkurawok, Bogor, Jawa Barat mengatakan bahwa ikan berkepala buaya tersebut bukanlah hasil gabungan ikan dan buaya.
Ikan bernama latin Lepisus Peus ini memiliki habitat di sungai-sungai besar di Amerika Tengah dan Selatan.
"Ikan ini tergolong omnivora, cenderung karnivora. Dia banyak memakan ikan-ikan lain. Oleh karena itu sangat berbahaya bagi anak-anak kecil," ujar Sulistiono saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (24/2/2005).
Bahkan tak hanya sampai di situ saja, telur ikan ini juga beracun. "Jika terkena mungkin akan gatal-gatal, dan bila dikonsumsi bisa mengakibakan kejang-kejang," jelasnya.
Ikan ini biasanya bertelur sekitar bulan April - Juni. Ikan langka di Indonesia ini bisa mencapai ukuran 1,5 - 1,8 m dan berbobot 70 kg lebih. "Dengan ukuran demikian, bisa membahayakan. Bisa habis ikan-kan di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, seharusnya Indonesia memiliki aturan perundang-undangan tentang jenis ikan apa saja yang boleh diimpor. Hal ini terutama karena ikan berkepala buaya ini memiliki kemampuan berenang melawan arus. "Bisa jadi yang mengkoleksinya berada di Jakarta, dan dia tidak tahu kalau ikannya lepas ke sungai," imbuh Sulistiono.
Ikan berkepala buaya ini memang cantik untuk dikoleksi. "Saya pernah melihatnya sewaktu saya berada di Tokyo," aku pakar dari IPB tersebut. Warnanya yang coklat kehitaman mengkilat memang menarik, tetapi tetap memiliki potensi yang membahayakan.
IPB sampai sekarang masih memperbolehkan masyarakat merawat ikan tersebut. "Nanti kita akan ambil untuk diteliti," kata Dr. Sulistiano. Tidak ada rencana untuk membentuk tim khusus untuk meneliti ikan ini, karena sebenarnya ikan ini bukanlah ikan spesies baru. "Hanya teman-teman di fakultas saja yang merasa tertarik (untuk melakukan penelitian)."
»» READMORE...
Shaq Derri
Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak.
Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.
Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar perairan.
Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.
1. Persiapan wadah pemijahan
Untukl kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegiu panjang. Akuarium yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.
Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang bberasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan dan menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dal;mnya bertambah. Air terserbut dimasukana kedalam akuarium dengan ketinggian 30 cm, kemudian aerasi.
Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan praktik digunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes).
Gambar 3: Substrat (Eceng gondok)
Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disucihamakan. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylin blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.
2. Memilih induk
Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Seleksi induk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :
Induk Jantan
Induk Betina
Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih
Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan.
Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.
3. Pemijahan
Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 1:2 nduk yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂). Induk jantan satu yang merupakan ikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr dan induk betina sebanyak dua ekor yang merupakan ikan komet, induk betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.
4. Penetasan telur
Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.
Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).
5. Pemeliharaan Larva
Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh pakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan pakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih.
Bak pendederan harus bersih dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan pupuk kandang berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan, pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian air dalam bak sampai 30 cm. Dua hari setelah pemupukan, bibit kutu air ditanam dan dibiarkan selama 5 hari agar tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, larva komet dari bak penetasan siap dilepas ke dalam bak pemeliharaan.
Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan. Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi setelah pakan tambahan mulai diberikan. Genap diusia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna dari sebagian anak komet sudah keluar. Seleksi awal ditujukan untuk memilih ikan yang mempunyai ekor persis sama seperti ekor indukya, kemudian bentuk badan dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil seleksi ini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.\
Sumber:dederintit.blogspot.com
»» READMORE...
Shaq Derri
Masyarakat sebaiknya waspada dalam mengonsumsi ikan sapu-sapu yang ditangkap dari Bengawan Solo. Sebab, ikan itu yang merupakan biota perairan di sungai tersebut telah tercemar logam berat seperti tembaga (Cu), kadmium (Cd), dan timbal (Pb).
Demikian antara lain kesimpulan hasil penelitian dua mahasiswa, yaitu Ristyana Eko Setyarini dari Fakultas Ilmu Kedokteran UMS dan Uning Susilowati -mahasiswa D3 Kesehatan Lingkungan UMS.
“Ikan sapu-sapu merupakan biota yang mengonsumsi endapan Bengawan Solo. Endapan itu tercemar logam pada konsentrasi yang relatif tinggi, sehingga polutan itu masuk dan terakumulasi di tubuh ikan sapu-sapu,” kata Ristyana Eko Setyarini, baru-baru ini.
Ristyana memaparkan, apabila di dalam tubuh makhluk hidup telah terkontaminasi logam berat dalam jumlah besar, akan dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan.
Dampak yang ditimbulkan oleh tembaga adalah kerusakan hati, sedangkan untuk logam kadmium berdampak antara lain penyakit ginjal, gangguan lambung, dan kerapuhan tulang.
Anemia
Selain itu, juga berkurangnya haemoglobine darah dan pigmentasi gigi. Dampak yang ditimbulkan timbul antara lain kerusakan saraf otak, anemia, dan kelumpuhan.
Karena itu, mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran UMS tersebut menyarankan hendaknya masyarakat tidak mengonsumsi ikan sapu-sapu yang berasal dari Bengawan Solo.
Menurut Ristyana, metode yang digunakan untuk meneliti kandungan logam berat pada ikan sapu-sapu tersebut adalah AAS (Atomic Absorbsion Spectrophotometer). Logam berat yang diteliti adalah tembaga (Cu), kadmium (Cd), dan timbal (Pb).
Dalam penelitiannya, Ristyana mengambil sampel di tiga titik, dan setiap titik diambil sampel ikan sapu-sapu tiga ekor. Tiga titik sampel tersebut meliputi DAS Bengawan Solo yang ada di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, outlet Sungai Premulung daerah Bekonang, Sukoharjo, dan outlet Kali Anyar daerah Jebres Solo. Dari penelitian itu diketahui bahwa rata-rata kandungan logam berat.
sumber: http://www.suaramerdeka.com/harian/0503/05/slo09.htm
»» READMORE...
Shaq Derri
hiu dan remora 150x150 Berteman dengan Ikan HiuMasih ingat pelajaran IPA waktu SD dulu, tentang simbiosis komensalisme antara ikan hiu dengan ikan remora? Yup! Dalam hidup ini, kita juga perlu berteman dengan ‘ikan hiu’, seperti yang dilakukan ikan remora tersebut.
Jika dalam hubungan antara 2 makhluk laut itu, keuntungan yang didapat ikan kecil adalah rasa aman dan sisa makanan, dalam pertemanan manusia bisa berarti ilmu dan berbagai kemudahan. Seperti yang pernah saya alami sendiri. Saat awal-awal ngeblog dulu, saya rajin sekali bermain ke zalukhu.com (sekarang isinya sudah berubah semenjak pemiliknya juga berubah). Secara tidak langsung, keakraban mulai terjalin antara ikan hiu (Bang Zalukhu) dengan ikan remora (saya). Dan berkat itu, selain mendapatkan banyak sekali ilmu, saya juga kecipratan sedikit-banyak ketenaran dari Bang Zal. Pasalnya, waktu itu Bang Zal pernah menyebutkan nama saya dan memberikan link ke blog saya dalam suatu postingnya. Dan bisa Anda tebak apa yang terjadi selanjutnya.
Persis seperti simbiosis komensalisme yang saya sebutkan di awal. Saya mendapatkan keuntungan yang banyak dari si ikan hiu, tapi ikan hiu tidak mendapatkan kerugian apapun. Kelihatannya tidak adil ya? Tapi memang hanya itulah yang bisa dilakukan oleh ikan kecil. Oleh karena itu, kita perlu menjadi ikan besar, agar suatu saat, kita juga bisa membesarkan ikan-ikan kecil lain yang sedang bertumbuh. Dengan begitu saya rasa kita sudah berbuat cukup adil.
Well, menurut saya, inilah cara tercepat untuk menjadi orang hebat. Temukan orang-orang yang sudah sukses dalam bidang-bidang yang ingin Anda kuasai, dan bertemanlah dengan mereka. Ingat, saya menganjurkan Anda untuk berteman, bukan untuk memanfaatkan. Manusia berbeda dengan ikan hiu dan remora, jadi cukup contoh konteksnya saja ya dalam analogi yang saya sebutkan di atas.
Gambar dari: id.wikipedia.org
»» READMORE...
Shaq Derri
Di Perairan Indo-Pasifik terdapat 31 spesies yang termasuk genus Lutjanus. Di antara ke-31 spesies tersebut sampai saat ini, baru Lutjanus johni, Lutjanus argentimaculatus, dan Lutjanus sebae yang telah dibudidayakan.
Beberapa sifat kakap merah yang menguntungkan usaha budi daya adalah pertumbuhan relatif cepat, toleran terhadap kekeruhan, ruang terbatas dan salinitas, serta tanggap terhadap pakan buatan. Selain itu, budi daya ikan ini relatif mudah, tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara dalam kepadatan yang tinggi, dan sifat kanibalismenya rendah.
A. Sistematika
Famili : Lutjanidae
spesies : Lutjanus argentimaculatus, L. sebae, L. johni
Nama dagang : mangrove red snapper, emperor red snapper, John's snapper
Nama lokal : bambangan, ungar
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Tubuh ditutupi sisik ctenoid berukuran sedang dan kecil. Bagian depan dari kepala hidung dan daerah mata tanpa sisik. Beberapa baris sisik terdapat pada tutup insang. Linea lateralis komplit dengan bentuk lurus atau kurva/melengkung. Gigi pada rahang biasanya beberapa baris.
Terdapat gigi pada mulut bagian atas. Sirip ventral dengan satu duri keras dan 5 jari-jari lunak. selain itu erdapat sirip punggung dan sirip dubur
Tubuh ikan berwarna merah/cokelat. Bagian bawah tubuhnya berwarna merah muda Untuk P. argentimaculatus. Adapun L. sebae dewasa berwarna merah gelap dan juwana berwarna merah (pink) dengan loreng (band berwarna merah gelap. Bagian sirip punggung, sirip, dubur, dan bagian atas sirip ekor berwarna gelap.
Untuk L. johni, warna badan hijau keperakan atau warna perunggu. Terdapat satu totol hitam besar di bawah sirip punggung, posisinya di antara batas dari keras dan jari-jari lunak.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Laju pertumbuhan ikan kakap merah yang dipelihara dalam karamba jaring apung mencapai 0,56% per hari. Data tersebut menunjukkan baliwa ikan kakap merah tergolong ikan yang cepat pertumbuhannya.
kakap merah termasuk jenis ikan hermaphrodit protandi, yaitu berstatus jantan pada awal kehidupannya, lalu berubah menjadi betina. Ikan kakap, merah yang berukuran antara 45,0 - 55,0 cm didominasi oleh ikan jantan, sedangkan yang berukuran 56,0-62,5 cm didominasi ikan betina.
Perubahan dari jantan ke betina terjadi setelah ikan berumur 6-8 tahun. Pada saat itu, induk jantan telah berukuran bobot 3,5 kg dengan panjang total 53-6o CM.
Ikan betinanya akan siap memijah setelah berukuran sekitar 6 kg. Bobot induk betina L. argentimaculatus yang telah matang gonad antara 2,9-5,5 kg, sedangkan jantan antara 3,6-4,6 kg. L. sebae memijah sepanjang tahun, sedangkan L. argentimaculatus memijah selama 6 bulan, yaitu dari bulan Desember—Juni.
Pemijahan dapat dilaksanakan di dalam tangki maupun KJA. Seekor ikan betina yang bobotnya antara 3-4,5 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 1,2 juta butir. Khusus L. sebae, pemijahannya tidak tergantung pada sildus peredaran bulan. Ikan jenis ini memijah pada bulan gelap maupun bulan purnama. Namun, keragaan pemijahan yang lebih baik terjadi pada bulan gelap dibanding bulan terang. Pemijahan berlangsung dalam tangki pada kedalaman air 70-16o m.
C. Pemilihan lokasi budidaya
Ikan kakap merah tergolong ikan eurihalin. Kakap merah yang masih muda dan dewasa hidup di daerah mangrove dan muara sungai yang kadar garamnya mendekati air tawar. Sifat ini menciptakan peluang untuk membudidayakannya, baik di tambak maupun dalam KJA di laut.
Lokasi penempatan KJA atau karamba tancap harus terlindung dari pengaruh gelombang besar dan angin kencang, seperti perairan teluk yang terlindung, selat kecil, muara sungai ataupun sungai yang airnya bersifat payau. Kakap merah bisa hidup di perairan laut maupun perairan payau dengan kadar garam berkisar 10-35 ppt, dan suhu air 26-310 C.
D. Wadah Budi Daya
Ikan kakap merah dapat dibudidayakan dalam KJA maupun karamba tancap di perairan pantai, sekitar muara sungai. Ikan ini dapat dibudidayakan dalam KJA berukuran 2 m X 2 m X 2 m, maupun ukuran yang lebih besar 3 m x 3 m X 2 m, disesuaikan dengan target produksi yang ingin dicapai.
E. Pengelolaan Budi Daya
1. Penyediaan benih
Benih kakap merah bisa diperoleh dari hatchery yang menyediakan benih kakap ini, atau bisa diperoleh dengan cara penangkapan dari alam. Benih dari alam biasanya ketersediaannya terbatas, ukurannya tidak seragam dan hanya tersedia pada musim tertentu. Adapun pengangkutannya dengan sistem tertutup.
2. Penebaran benih
Penebaran benih dilakukan sebaiknya walau pagi atau sore hari karena suhu udara atau air lebih dingin. Sebelum penebaran, harus diperhatikan kondisi kualitas air, terutama suhu dan salinitas. Jika suhu dan salinitas air pengangkutan cukup berbeda dengan air di
lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi.
Padat penebaran benih kakap merah seberat 5o g adalah 100 ekor/m3. Adapun padat penebaran ikan yang berukuran lebih besar (200 g), yaitu 11-12 ekor/m2.
3. Pembesaran
Pemeliharaan ikan jenaha (L. johni) selama 6 bulan akan mencapai bobot 356 g dengan bobot awal 125 g.
4. Pemberian pakan
Pakan yang digunakan adalah ikan rucah sebesar 5-10% bobot badan/hari. Pemberian pakan dilakukan dua kali/hari. Adapun L. argentimaculatus yang diberi pakan rucah sebanyak 10% bobot badan/hari selama masa pemeliharaan 7 minggu menunjukkan laju pertumbuhan rata-rata o,8% per hari. Frekuensi pemberian pakannya satu kali sebesar 7% bobot badan per hari.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Bakteri yang menyerang ikan kakap merah adalah Streptococcus iniae. Gejala ikan yang terserang penyakit ini, di antaranya warna ikan berubah menjadi lebih gelap, kehilangan keseimbangan, berenang berputar dan timbul bintik - bintik merah pada kulit.
Pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari padat tebarserta pemberian pakan berlebihan dan mencegah penanganan kasar.
Selain bakteri, ikan ini dapat diserang parasit, yaitu kutu kulit. Kutu kulit adalah parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut. Ada dua kutu kulit yang ditemukan pada ikan kakap merah, yaitu Neobenedenia dan Benedenia.
Kutu kulit pada ikan sangat sulit diamati karena benvarna transparan. Apabila dimasukkan ke dalam air tawar untuk beberapa menit, kutu kulit baru terlihat karena berubah warna menjadi keputihan. Pemberantasan parasit ini dengan cara merendam ikan di air tawar selama 5 menit. Jika tingkat serangannya parah, perendaman dapat dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu seminggu.
G. Panen
Ikan kakap merah dipanen setelah berukuran 500 g. Ukuran tersebut ideal untuk dipasarkan. Adapun lama pemeliharaan untuk mencapai ukuran tersebut adalah 6 bulan benih 5o g. Sementara itu, benih berbobot 20o g akan mencapai rata-rata 890 g/ekor selama 225 hari.
Pada prinsipnya cara pemanenan ikan kakap merah dari KJA sama seperti cara panen ikan di KJA umumnya.
sumber : Penebar Swadaya, 2008
»» READMORE...
Shaq Derri
Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Keunggulan komoditas bandeng dibandingkan dengan komoditas lainnya, di antaranya
a) induknya memiliki fekunditas yang tinggi dan teknik pembenihannya telah dikuasai sehingga pasok nener tidak tergantung dari alam;
b) teknologi budi dayanya relatif mudah;
c) bersifat eurihalin antara. 0-50 ppt;
d) bersifat herbivore, tetapi dapat juga menjadi omnivore dan tanggap terhadap pakan buatan; e) pakan relatif murah dan tersedia secara komersial;
f) tidak bersifat kanibal sehingga bisa hidup dalam kepadatan tinggi;
g) dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya;
h) dapat digunakan sebagai umpan bagi industi perikanan tuna dan cakalang; dan
i) dagingnya bertulang, tetapi rasanya lezat dan di beberapa daerah memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi.
A. Sistematika
Famili : Chanidae
Spesies : Chanos chanos
Name dagang : milkfish
Name lokal : bolu, muloh, ikan agam
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Tubuhnya berbentuk memanjang, padat, pipih, dan oval.
Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2).
Sementara itu, perbandingan panjang kepala dengan panjang total
adalah 1 : (5,2 - 5,5) Kepala tidak bersisik. Mulut terletak di ujung dan berukuran
kecil. Rahangnya tanpa gigi. Mata tertutup oleh kulit bening (subcytuneus).
Tutup, insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi, semua tertutup selaput membran branhiostegi. Sirip dada terletak dekat/di belakang tutup, insang dengan rumus jari-jari PI. 16-17. Sirip, perut terletak di bawah perut, dengan rumus jari-jari VI. 10-11. Sirip dubur terletak dekat anus dengan rumus jari-jari A 11. 8-9.
Garis sisi (Linea lateralis) terletak memanjang dari belakang tutup insang dan berakhir pada bagian tengah sirip ekor..
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin. Oleh karena itu,
ikan bandeng dapat hidup di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang o,5-1,5 m dan berat badan 3-12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar 0,5-1,0 juta butir tiap kg berat badan.
Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu 1,1-1,7 % bobot badan/hari. Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan bobot per hari berkisar 40-50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1-2 g membutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai bobot 40 g.
C. Pemilihan Lokasi Budi Daya
Ikan ini mampu menghadapi perubahan kadar garam yang sangat besair (eurihalin). Oleh karena itu, ikan laut ini bisa juga hidup di air payau dan air tawar.
Lokasi ideal budi dayanya pada laguna di daerah pantai dan teluk terlindung yang aliran arusnya atau pergantian airnya lebih dari i00%/hari. Beberapa aspek teknis dalam pemilihan lokasi budi daya bandeng dalam KJA adalah
1) penempatan karamba harus di lokasi perairan yang bebas dari pencemaran,
2) terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar,
3) sirkulasi air akibat pasang surut dan arus tidak terlalu kuat (optimum 20-50 cm/dt),
4) kurang organisme penempel (biofouling),
5) fluktuasi salinitas tidak terlalu besar (<5>
»» READMORE...
Shaq Derri
Ikan Pari atau nama saintifiknya Dasyatis uarnak adalah sejenis ikan yang enak dimakan dan terdapat diseluruh dunia. Ikan ini bersaudara dengan ikan jerung., tetapi tidak seperti ikan jerung, yang merupakan pemangsa dengan rahang yang kuat, ikan ini jarang sekali memakan manusia dan mulutnya yang kecil bukanlah ancaman sama sekali.
Ikan ini akan menggunakan giginya hanya sebagai satu bentuk mempertahankan diri. Terdapat kira-kira 200 spesies, terdapat di air tawar dan lautan. Kebanyakan ikan tidak mempunyai kemampuan untuk menyengat.
Ikan pari (rays) termasuk dalam sub grup elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan grup Cartilaginous (Last and Stevens,1994). Ikan ini mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval.
Ikan ini umumnya mempunyai ekor yang sangat memanjang menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan dilengkapi duri penyengat sehingga disebut 'sting-rays', mata ikan umumnya terletak di kepala bagian samping.
Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Jenis ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut "clasper" letaknya di pangkal ekor. Ikan betina umumnya berbiak secara melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor.
Ukuran ikan pari dewasa bervariasi dari ukuran yang ralatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan panjang 10 cm (famili NARKIDAE) hingga berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm dengan panjang 700 cm (pari Manta, family MOBULIDAE). Jumlah jenis ikan ini yang mendiami perairan di seluruh dunia belum ada informasi yang tepat.
Adapun yang pernah teridentifikasi secara akurat di Indonesia sesuai hasil penelitian Sainsbury et,al.(1985) dan Tarp and Ifailola (1982) yang dilakukan di Samudera Hindia sebanyak 16 spesies. Penelitian lain yang di lakukan di Laut Cina Selatan oleh Isa et.al. (1998) mencatat sebanyak 4 spesies. Distribusi geografis ikan ini sangat luas, ikan pari ditemukan diperairan tropis, subtropis dan perairan di antartika yang dingin.
Jenis-Jenis Ikan Pari (Rays) antara lain : Paro Mondol, Pari Minyak, Pari Cingir, Pari Keprak / Pari Kupu-Kupu, Pari Mutiara, Pari Hidung Runcing, Pari Macan, Maugean Skate, Giant Shovelnose Ray (Rhinobatos typus), Pari Hiu - Shark Ray (Rhina ancylostoma), White Spotted Shovelnose Ray (Rhynchobatus djiddensis), Spotted Shovel Nose Ray (Aptychotrema sp), Yellow Shovel Nose Ray (Aptychotremata sp), Brown Stingaree (Urolophus westraliensis), Blotched Stingaree, Banded Numbfish, Ornate Numbfish (Narcine sp), Numbfish, Eyed Skate, Western Round Skate, Brown Stingray (Dasyatis annolatus), Brown Reticulad Stingray, Blue Spotted Stingray (Dasyatis kuhlii), Black Stingray (Dasyatis thetidis), Cowtail Stingray, Black Blotched Stingray, BLue Spotted Fantail Stingray, Black Spotted Stingray, Manta Ray, Patchwork Stingaree, Rat Tailed Ray (Gymnura australis), Pari Burung Elang - Barbless Eagle Ray (Aetomyleus nichofii), Pari Burung Elang - Spotted Eagle Ray (Aetobatus narinari), Pari Harimau, Pari Raksasa, Pari Mirip Manusia.
Sumber:AsianBrain.com
»» READMORE...
Shaq Derri
IKAN tak hanya enak dikonsumsi, namun juga memiliki kandungan yang bisa membuat otak senantiasa sehat.
Banyak penelitian medis menunjukan, jenis ikan yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3 sangat bagus untuk nutrisi otak. Pasalnya, asam lemak omega-3 dalam ikan dapat menyokong fungsi sel saraf otak. Asam lemak omega-3 juga bermanfaat dalam meningkatkan kadar memori otak.
Seperti yang dilansir dari Care Fair, Senin (9/11/2009), menyantap ikan satu sampai dua kali dalam sepekan, sama artinya membuat otak tetap fokus, berpikir tajam, serta cerdas dalam jangka waktu lama. Ikan salmon dan ikan sarden merupakan jenis ikan dengan asam lemak omega-3 tertinggi dari semua jenis ikan. Dengan mengonsumsi dua jenis ikan ini, Anda dapat terhindar dari serangan penyakit Alzheimer.
Rajin mengonsumsi ikan merupakan salah satu cara untuk melindungi tubuh dari penurunan fungsi kognitif pada otak. Fungsi kognitif meliputi proses mental untuk mengetahui, berpikir, belajar, merasakan, mengingat, serta menilai sesuatu yang dilihat.
Fungsi kognitif digunakan mulai manusia lahir sampai ketika ajal menjemput. Seperti halnya dengan organ-organ tubuh yang semakin menurun kinerjanya dimakan usia. Otak juga mengalami penurunan produktivitas. Saat fungsi kognitif hilang, maka Anda akan mudah terjangkit penyakit pikun. Penyakit pikun sering kali susah berpikir rasional.
Nah, di sinilah manfaat mengonsumsi ikan salmon maupun ikan sarden. Berapa pun usia Anda, otak akan senantiasa muda dan aktif!
(tty)
Sumber:Okezone.com
»» READMORE...
Shaq Derri
Produk ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin, zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson, jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan lain-lain.
Gabus Selayang Pandang
Ikan gabus dikenal dengan beberapa nama lain, misalnya: haruan, kocolan, bogo, licingan, kutuk/ kotes (Jawa), common snakehead (Inggris), dan Ophiocephalus striatus (Latin). Ikan ini termasuk dalam golongan ordo Labyrinthici, dengan ciri khas pada kepalanya terdapat rongga-rongga guna menyimpan persediaan udara untuk pernafasan sehingga dapat hidup di air dengan kadar oksigen yang rendah. Bersifat karnivora, gabus adalah pemakan hewan-hewan lain yang lebih kecil seperti cacing, anak ikan, udang, ketam dll.
Bentuk ikan gabus kepalanya
menyerupai ular, badannya hampir
bulat, panjang, dan makin ke belakang makin menjadi gepeng, punggungnya cembung dan perutnya rata. Panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm, dan hidupnya di muara-muara sungai dan danau-danau.
Ikan Gabus Untuk Program Kemanusiaan
Adalah Florentinus Nurtitus, S.Si.T, seorang ahli gizi (dietician) di Rumah Sakit Elizabeth Semarang, yang berhasil memproduksi dan memasarkan ekstrak ikan gabus sebagai suplemen makanan tambahan bergizi tinggi di Kota Semarang. Meskipun bukan pionir untuk penemuan ini, namun tekadnya yang kuat untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan patut diacungi jempol.
Awalnya Florentinus tidak berminat, namun dokter rekan sekerjanya terus mendesaknya
untuk menemukan sejenis makanan tambahan dengan harga murah dan mudah didapat. Rekan kerjanya menegaskan bahwa makanan tambahan ini sangat penting untuk kemanusiaan. Sebagai contoh, ketika kadar albumin seseorang rendah dan memerlukan penanganan medis di rumah sakit, maka akan diperlukan sedikitnya 6 pak infus albumin dengan harga sekitar Rp. 1.500.000,dan ini dinilai memberatkan pasien. Bandingkan dengan produk serupa yaitu Sari Mina yang hanya Rp.55.000 perpak dengan kemasan 50 cc,yang setara dengan 1 pak infus. Jika
diperlukan 6 pak berarti hanya Rp.
330.000.
Fenomena ikan gabus bermula dari penelitian khusus oleh Prof Dr. In Eddy Suprayitno MS, Guru Besar Ilmu Biokimia Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya tahun 2003, dengan judul'Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) sebagai Makanan Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan". Penelitian tersebut membahas tentang gangguan sintesis albumin yang biasanya terjadi pada pengidap penyakit hati kronis, ginjal serta kekurangan gizi. Lebih lanjut, Dr. Eddy Suprayitno bekerjasama dengan dokter bedah digestif melakukan perbandingan antara Human Serum Albumin (HSA) yang harganya sangat mahal dengan Fish Albumin Ikan Gabus yang berharga jauh lebih murah. Terbukti suplemen ikan gabus dapat mempercepat penyembuhan luka hingga 30% (dari rerata 10 hari menjadi 7 hari).
Dalam penelitiannya, Dr. Eddy Suprayitno menjelaskan bahwa kandungan protein ikan gabus cukup tinggi bila dibandingkan ikan yang lain yaitu 25,2 g / 100 g daging ikan gabus segar. Ikan gabus juga mengandung 6,2 % albumin dan 0,001741% Zn dengan asam amino esensial yaitu treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, histidin, dan arginin serta asam amino non esensial seperti asam aspartat, serin, asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin, amonia, hidroksiprolin, dan prolin.
Penelitian manfaat ikan gabus untuk mempercepat perbaikan status gizi juga dilakukan oleh Dr.dr. Sri Adiningsih,MS,MCN, akademisi dari Universitas Airlangga dan Prof DR. dr Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK, ahli gizi dari Universitas Hasanudin. Untuk meningkatkan asas kepraktisan pengkonsumsian ikan gabus, Dr. Nurpudji bahkan telah mengembangkan supplemen tersebut dalam bentuk kapsul.
Sari Mina, Ekstrak Ikan Gabus Bentuk Cair
Sari Mina adalah produk olahan ikan gabus dalam bentuk ekstrak filtrasi beku yang telah diproduksi dengan sistem tertentu sehingga nilai gizinya sama dalam setiap kemasannya. Sari Mina dipasarkan dalam ukuran 5o cc /bungkus yang dikemas dalam kantung plastik dan disimpan dalam kondisi beku (< -10 derajat celcius) agar tahan lama dan dalam kondisi stabil (maksimal 3 bulan sejak diproduksi). Produk tersebut telah banyak digunakan pasien rawat inap maupun rawat jalan sejak awal tahun 2004 di RS Elisabeth Semarang. Produk ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin, zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson, jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan lain-lain. Dosis yang dianjurkan untuk penyembuhan adalah 100 - 150cc per hari atau 2 - 3 bungkus (@ 5occ) per hari, dapat diminum langsung setelah ditiriskan dengan cara kemasan direndam dalam air hangat (tidak panas) pada waktu pagi dan sore, atau tergantung kebutuhan. Apabila Sari Mina digunakan untuk menjaga kondisi tubuh maka dosis bisa diatur antara 1-2 kali per hari saja atau cukup 1-2 bungkus (@ 5o cc) per harinya. Menurut Florentinus, kandungan albumin 1 pak kemasan Sari Mina setara dengan 20 butir putih telur. Filtrat Sari Mina bisa langsung diminum bagi pasien yang sadar atau bisa dicampurkan ke dalam makanan lewat pipa (sonde) bila kondisi pasien sangat lemah sehingga tidak mampu makan atau kesulitan menelan atau dalam kondisi tidak sadar. Apabila albumin pasien di dalam darah terlalu rendah dan diinstruksikan oleh dokter untuk ditambahkan albumin melalui pembuluh darah/infus maka pemberian/konsumsi Sari Mina bisa dihentikan dahulu dan apabila pemberian albumin telah selesai maka pemberian/konsumsi Sari Mina bisa dilanjutkan. Pemberian Sari Mina bisa juga tetap dijalankan walaupun ditambahkan albumin melalui infus dengan mempertimbangkan asupan total protein yang masuk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi serta penyakit. Gabus Tangkap Kandungan Proteinnya Lebih Tinggi Ikan gabus yang diolah oleh Florentinus bukan dari sembarang tempat, ia hanya mengambil ikan dari perairan Rawa Pening Semarang. Pertimbangannya karena airnya tenang, luas dan masih alamiah. Menurut Florentinus, ikan gabus yang hidup dengan karakter air seperti ini mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibanding tempat lain. Sementara menurut penelitian Prof Dr. Eddy Suprayitno, kandungan albumin ikan gabus air payau lebih tinggi, 4,76 % dibanding gabus air danau yaitu o,8 %. Selain itu, gabus jantan kadar albuminnya 6,7 %, lebih rendah dibanding betina yang mencapai 8,2 %. Ikan gabus yang akan diolah sebaiknya berukuran 1 kg atau lebih, karena jika beratnya belum mencapai 1 kg maka dari segi produksi kurang optimal karena kadar protein yang dihasilkan dari ikan yang beratnya di bawah 1 kg lebih rendah. Kadar protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, masih lebih tinggi daripada yang diperoleh dari 2 ekor ukuran 500 gram. Dalam satu kali produksi (biasanya 2 minggu sekali) dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus, dan 1 kg ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak ikan gabus. Dalam melakukan proses produksinya, Florentinus dibantu oleh 6 orang pegawai. Ketika awal-awal produksi, ekstrak gabusnya masih berbau sangat amis dan dikhawatirkan belum dapat diterima oleh setiap orang. Atas saran dari istrinya, maka Florentinus menambahkan esen aroma jeruk wangi pada ekstrak ikan gabusnya agar baunya tidak terlalu menyengat dan lebih dapat diterima oleh banyak orang. Mengingat karakter ikan gabus yang cenderung cepat busuk dibanding dengan ikan lain karena kadar proteinnya yang sangat tinggi, maka ikan yang datang harus segera diolah. Permasalahan saat ini adalah ukuran pasokan ikan yang didapat seringkali kurang dari 1 kg. Namun Florentinus enggan mengambil gabus dari hasil budidaya atau gabus laut, karena gabus liar di perairan umum dinilai mempunyai kandungan protein paling tinggi. Proses pembuatan ekstrak gabus Sari Mina : 1. Cuci dan bersihkan. 2. Sayat secara vertikal di sepanjang punggung dan seluruh badannya 3. Kukus ikan hingga minyaknya keluar. 4. Tampung minyak yang keluar dan takar sesuai ukuran 5. Tuang ke dalam kemasan plastik dan masukkan kedalam mesin pembeku. sumber : Warta Pasar Ikan, Ditjen P2HP DKP, 2009
»» READMORE...
Shaq Derri
Shaq Blog - MASYARAKAT Indonesia memang belum mengenal banyak ikan salmon. Namun, bagi masyarakat Amerika Serikat dan sebagian Eropa, ikan salmon sudah menjadi kebutuhan utama makanan mereka.
Keberadaan ikan tersebut dianggap begitu penting, sehingga tidak jarang timbul isu politis tentang masalah ikan salmon, seperti kasus yang terjadi di AS beberapa tahun lalu.
Masalah ikan salmon yang sempat menggegerkan Amerika itu seputar masalah melestarikan habitat ikan salmon. Masyarakat di sekitar Sungai Columbia bermaksud mengajukan pemerintah negara bagian Oregon, AS, ke pengadilan, jika tidak segera melakukan upaya menjaga kelestarian habitat ikan salmon itu. Bayangkan, isu politik yang berkisar tentang ikan salmon itu sempat menggegerkan dan membuat kalangan pemerintah sibuk.
Sebenarnya ikan salmon tergolong jenis ikan laut. Namun, setelah musim kawin usai, salmon betina 'harus' pergi ke sungai, sekadar untuk bertelur. Saat itulah, musim terbaik bagi para pemancing, berburu ikan salmon. Jika musim ini tiba, maka para pemancing ikan salmon ini akan mendapat berlimpah ikan salmon. Dan jika dijual, maka uang penjualannya akan menutup uang belanja mereka sekitar beberapa bulan.
Nah, jika Anda berhasil mendapatkan daging ikan salmon di Indonesia, cobalah mengolah dengan resep ikan salmon ini.
Ikan favorit
Di kalangan juru masak, salmon, boleh dibilang adalah ikan paling favorit untuk dipilih. Citarasanya pun sangat lezat. Selain itu paduan warna dagingnya sangat menarik, merah muda dan oranye, benar-benar menggugah selera.
Sulit rasanya menemukan jenis ikan yang dapat dimakan mentah, diasap, ataupun dimatangkan terlebih dahulu, seperti halnya salmon. Dibanding ikan lainnya, daging ikan salmon memang terasa sangat lembut. Ini dikarenakan kandungan lemak tak jenuhnya (lemak Omega-3) yang terdapat pada salmon cukup tinggi.
Menurut penelitian, Omega-3 ini dapat membantu menurunkan tingkat kolesterol, sehingga dapat terhindar dari penyakit jantung dan stroke. Selain itu, Omega-3, juga dapat membantu pertahanan tubuh dari serangan kanker dan radang sendi (arthritis).
Ikan ini juga merupakan ikan yang sangat bergizi dan menjadi sumber protein, kalsium, fosfor, dan vitamin D yang tentunya sangat bermanfaat bagi tubuh Anda. Karena itu, sebisa mungkin Anda menikmati ikan salmon ini secara rutin, dalam satu atau dua bulan sekali. Bahkan, bila berkenan, maka Anda bisa menikmatinya secara rutin dalam waktu satu atau dua minggu sekali atau lebih sering lagi.
Memilih salmon
Ikan salmon segar harus memiliki badan yang utuh dan harus dilihat sisik, apakah masih mengilat. Salmon yang masih segar juga harus dilihat dari kedua mata ikan, yang harus terlihat jernih dengan kedua bola mata yang bening. Periksa pula bagian insang. Ikan yang segar memiliki warna insang merah segar.
Anda jangan terkecoh memilih ikan yang lembek. Daging ikan segar justru kaku dan elastis. Jika ditekan dengan ujung jari, cepat kembali ke bentuk semula. Lihat pula bagian dalam perut untuk memastikan ikan yang Anda pilih benar-benar segar.
Setelah Anda benar-benar mendapatkan ikan salmon yang segar, maka mulailah membersihkan ikan itu. Tempatkan papan irisan atau talenan lebar yang bersih dan dapat menampung seluruh tubuh ikan itu.
Taruh ikan salmon di atas papan irisan atau talenan itu. Potong bagian perut dari bagian bawah ikan hingga kepala. Hati-hati, jangan sampai isi perut ikan ikut terpotong pisau.
Angkat daging yang sudah terpotong lalu gunakanlah sendok, untuk mengambil bagian ginjal ikan yang pahit. Jika membersihkan ikan betina, maka Anda akan menemukan telur di dalamnya. Pindahkan telur ikan itu secara hati-hati dan tempatkan di atas es.
Jangan lupa, untuk memotong dan membuang bagian sirip ikan. Anda juga dapat membuang bagian kepala jika tidak memerlukannya.
Cara terbaik untuk membersihkan ikan salmon itu, hanya dengan menggunakan air yang mengalir. Bila ikan itu sudah dibersihkan maka Anda harus mengeringkan ikan itu, sebelum Anda memotong-potongnya. Jika Anda berniat menyimpan untuk jangka waktu cukup lama, maka setelah dikeringkan, Anda haru membungkus ikan itu di dalam plastik atau wadah kedap udara. Setelah terbungkus rapi, baru Anda masukkan ikan itu ke freezer.
Memasak salmon
Anda bisa menggunakan resep pribadi untuk mempersiapkan dan mengolah ikan salmon ini. Namun, sekali lagi, tingkat kematangan ikan tergantung selera masing-masing.
Untuk mengetahui apakah ikan sudah benar-benar matang, maka Anda bisa melihatnya dari perubahan warna daging. Daging ikan salmon yang masih mentah berwarna merah muda transparan.
Sedangkan yang sudah matang berwarna buram. Jadi, sebaiknya Anda tidak terlalu lama memasak daging ikan salmon ini agar penampilan masakan Anda menarik. Jika masih ragu apakah ikan sudah matang atau tidak, tusuklah daging bagian tengah dan lihatlah apakah masih mentah atau sudah matang.(M-7)
Sumber: http://www.mediaindo.co.id/
»» READMORE...
Shaq Derri
Ikan batak (Neolissochilus thienemanni), memang hanya ada di tanah batak Sumatera Utara. Ikan endemik ini distribusi habitatnya di sungai sungai kecil di daerah Tapanuli Utara dan Simalungun, terutama sungai kecil yang bermuara ke Danau Toba.
Saat ini, jangan berharap ikan ini dapat ditemukan di Danau Toba, karena berdasarkan informasi nelayan dan penduduk di sekitar Danau Toba, ikan batak sudah sangat sulit ditemukan di danau tersebut. Bahkan menurut mereka, sudah lama sekali nelayan tidak mendapatkan ikan ini. Ikan batak masih dapat ditangkap di sungai sungai kecil yang bermuara di Danau Toba, itupun sudah semakin langka.
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan batak adalah jala, jaring dan bubu. Biasanya ikan yang tertangkap tidak mereka konsumsi, melainkan dipelihara di kolam atau sawah di sekitar sungai untuk dibesarkan. Ikan baru akan dikonsumsi jika ada upacara adat atau ”upa upa” atau jika ada orang yang hendak membelinya. Harga ikan batak sangat mahal, untuk 1 ekor ikan hidup dengan berat lebih kurang 100 g atau ukuran panjang total sekitar 21 cm dijual seharga Rp. 50.000.
Ikan batak sekilas mirip sekali dengan ikan jurung, semah, kancra atau ikan dari Marga Tor. Perbedaannya, pada ikan batak terdapat 10 baris pori-pori yang tidak teratur (masing-masing memiliki tubus atau titik yang keras) pada masing-masing sisi moncong dan di bawah mata serta alur dari bagian belakang sampai ke bibir bawah terputus di bagian tengah (Kottelat et al., 1993).
Jenis ikan dari keluarga Cyprinid ini di alam hidup di sungai yang berarus deras terutama di daerah dataran tinggi yang berpasir dan berbatu. Kondisi tersebut juga sangat perperan dalam proses memijah ikan batak. Berdasarkan pengamatan, pada gonad ikan batak terdapat ukuran telur yang bermacam-macam, hal tersebut menunjukkan bahwa ikan batak dapat memijah sepanjang tahun terutama di musim hujan. Fekunditas ikan dengan ukuran 212 mm, berat 88,50 g mencapai 765 butir dengan diameter telur berkisar antara 1cm-2,5 cm. Pelestarian ikan batak di alam perlu mendapat perhatian karena nilai ekonomis dan sosial ikan tersebut sangat tinggi di masyarakat. Kearipan lokal yang ada pada masyarakat harus tetap dipertahankan, di samping dengan tetap menjaga habitat alaminya di alam agar tidak rusak sehingga ikan batak tidak punah di tanah batak.
Penulis: Safran Makmur, S.Si., M.Si.
Penyunting: Dina Muthmainnah, M.Si. dan Nurwanti, S.Ikom.
»» READMORE...
Shaq Derri
Beberapa ramuan umpan ikan berikut ini digunakan untuk satu hari pemancingan. Jika dianggap terlalu banyak maka takaran menu dapat anda ubah sendiri sesuai dengan perbandingannya.
RAMUAN UMPAN (1)
3 kg ikan mas atau belut
cara membuat :
Bila memakai ikan mas, buang isi perut dan insangnya, kukus hingga masak. Untuk belut, masukan saja ke dalam kantong plastik bening dapat juga ditambahkan daun pandan dan sedikit daun sereh, kukus hingga matang.
Cara pakai cukup diambil dagingnya saja, kaitkan pada kail.
RAMUAN UMPAN (2)
30 Tongkol jagung muda
1,5 ons singkong
0,5 butir kelapa muda
1 blok keju Kraft
Roombutter Weijmans secukupnya
5 butir kuning telur bebek ( boleh tidak dipakai )
3 kg kroto (kroto beras)
Cara membuat :
Jagung, singkong, kelapa muda dan keju diparut lalu dicampurkan dengan sisa bahan dan diaduk rata. Adonan dibungkus rapat dengan alumunium foil. Dikukus selama 2 jam dengan api kecil, air sudah harus mendidih saat adonan dimasukkan. Kroto dicampurkan saat umpan akan dipakai.
RAMUAN UMPAN (3)5 kg ubi jalar
2kg daging belut
Ocoy (pengeras umpan) secukupnya
2 kg kroto
Cara membuat :
Ubi jalar dikupas. Ubi jalar, daging belut, dan ocoy dicampurkan kemudian dihaluskan dengan blender. Ocoy fungsinya sebagai pengeras. Bila tidak ada, bisa diganti dengan tepung mie atau susu bubuk. Saat akan dipakai, adonan dicampur lagi denagan kroto.
RAMUAN UMPAN (4)
1 kg ubi kuning
20 tongkol jagung manis
1 pak keju Kraft (250 g)
250 gram mentega
3 kaleng ikan tuna
250 gram Bubur bayi Cerelac rasa pisang
10 ekor belut
8 butir telur (bagian kuningnya saja)
Susu murni secukupnya
1 kg kroto
Cara membuat :
Ubi, belut dan parutan jagung manis dikukus terpisah. Untuk jagung kukus setengah matang saja.Parut ubi dan keju, haluskan daging ikan tuna dan daging belut. Campurkan semua bahan di atas tadi aduk hingga rata. Untuk kroto dicampurkan saat umpan akan dipakai.
RAMUAN UMPAN (5)
2 bungkus Indomie kari ayam
4 butir telur ayam kampung
2 sendok makan penuh bubur bayi Nutrisia beras
1 sendok makan susu bubuk Infamil
2 sendok makan roombutter Weijmans
1 sendok teh keju Kraft
1 sendok teh bubur bayi Cerelac beras
Cara membuat :
Indomie diblender sampai halus lalu diaduk dengan kuning telur yang sudah dikocok. Roombutter dipanaskan sampai mencair. Ke dalamnya lalu dimasukkan keju parut dan diaduk. Pemanasan diteruskan dengan api kecil. Bahan-bahan lain kemudian dicampurkan. Selama pengadukan, api harus tetap kecil supaya adonan tidak hangus. Setelah warnanya agak kuning, bubur bayi Cerelac beras dimasukkan dan diaduk lagi. Adonan didinginkan sebelum dimasukkan kedalam kaleng untuk disimpan. Cerelac berfungsi untuk pengeras umpan. Apabila saat dipakai umpan terlalu lembek ( mudah hancur ), tepung Cerelac dapat ditambahkan lagi. Sebelum dipakai umpan harus dicampur rata dengan telur semut merah atau kroto secukupnya.
top
RAMUAN UMPAN (6)
1,5 bungkus mie instan
3 sendok makan pelet
2 ons kelapa parut
2 ons ubi jalar putih atau kuning
2 ons ikan tongkol segar atau olahan
1,5 ons susu bubuk full cream
4 butir telur bebek ( mentah atau asin )
1,5 ons keju
2 ons kroto
3 tetes esen nangka
Cara membuat :
Mie instan dan pelet dibuat menjadi tepung, kelapa parut dibuat santan dan digodok sampai keluar minyaknya. Ubi jalar dikupas dan dicuci bersih lalu dikukus sampai matang. Ikan tongkol dicuci bersih dan dikukus sampai matang. Kulit dan duri ikan dibuang kemudian ikan digoreng dengan minyak hasil rebusan santan kelapa.Telur bebek mentah digodok sampai matang dan diambil bagian kuningnya. Keju diparut. Semua campuran bahan diaduk atau ditumbuk bersama susu dan esen sampai benar - benar halus dan tercampur dengan baik. Kroto diseduh dengan air mendidih. kotoran dan semut yang masih ada dibuang lalu ditiriskan dengan sedikit diperas. Kroto dicampurkan dengan umpan pada saat mulai mancing.
top
RAMUAN UMPAN (7)
2 tongkol jagung manis (sweetcorn ) muda
1,5 ons ubi jalar manis
1 ons singkong
0,5 ons keju Kraft
2 kuning telur ayam kampung
0,5 sendok teh gula pasir
0,5 sendok garam
1 ons kacang tanah
2 ons kacang mete
mentega secukupnya
Cara membuat :
Kacang mete dan kacang tanah digoreng dengan mentega, setelah matang keduanya kemudian diblender sampai benar-benar halus. Jagung muda, ubi jalar, dan singkong dikupas lalu diparut sampai halus demikian juga keju kraft dihaluskan, diaduk jadi satu dengan bahan-bahan yang lain, kemudian dibungkus, dikukus dengan api besar sampai matang. Pada saat digunakan, umpan umpan jagung ini harus dicampur dulu dengan kroto atau daging belut.
top
RAMUAN UMPAN (8)
3 buah ubi jalar manis
1 kaleng Tuna (Tuna in oil)
2 bungkus Chiki Snack keju
2 bungkus pelet merah
1 tutup botol minyak ikan (Scott’s Emultion White)
Cara membuat :
Kukus ubi jalar, parut dan haluskan. Remas Chiki Snack hingga hancur, campurkan dengan adonan aduk lagi sampai rata. Tuna kaleng dibuka tuangkan minyaknya saja tambahkan sedikit air tuang lagi ke adonan (daging ikan dapat dipakai ke umpan lain). Masukkan pelet dan minyak ikan Scott’s, aduk hingga merata. Campurkan kroto atau daging belut saat akan dipakai.
top
RAMUAN UMPAN (9)
20 tongkol jagung manis
1/3 kelapa ukuran sedang.
1 kg ubi kuning
1 blok keju Kraft
3/4 sendok makan mentega Weijmans
8 butitr telur bebek
1 liter susu sapi murni.
Bahan campuran lain :
4 ekor bandeng hitam basah
2 Kg kroto putih segar
Cara membuat :
Jagung dan kelapa digiling halus. Ubi kuning dikukus lalu diparut. Keju diparut. Susu sapi dimasak diatas api kecil sambil terus diaduk hingga tinggal 6 sendok makan. Telur bebek ( 5 butir campur dan 3 kuningnya saja ) diaduk dengan mixer pada kecepatan tinggi. Jagung, kelapa, ubi, keju, susu sapi, dan mentega dicampurkan ke adonan telur sambil terus diaduk pada kecepatan tinggi. Umpan siap dipakai. Catatan : Jika akan dipakai mancing pada pagi hari, umpan harus dibuat malam hari dan harus sudah jadi tepat menjelang pagi.
Cara memakai : Kroto puith sebanyak 1/2 dikukus lalu dicampur pelet. Gunakan sebagai bom. Kroto dikukus dengan maksud agar bisa tenggelam. Seperti biasa, sebelum dipasang umpan harus dicampur lagi dengan kroto di bagian luarnya. Jika ikan mas di kolam ternyata menyukai umpan amis, selain kroto, adonan boleh dicampur lagi dengan daging bandeng yang sebelumnya telah dikukus dan dihaluskan. Daging bandeng bisa dicampur langsung ke adonan atau hanya dibagian luar.
top
RAMUAN UMPAN (10)
2 kg kroto beras
2 butir telur ayam
500 gram tepung ketan
Daun pandan
Cara membuat :
Rendam kroto dengan air panas, bersihkan hingga tersisa yang putihnya saja. Kocok telur, tambahkan tepung ketan, aduk dan ratakan tambahkan sedikit air agar adonan tidak liat (agak encer). Masukkan kroto sedikit demi sedikit, aduk secara perlahan agar kroto tidak terlalu hancur. Gunakan daun pisang untuk membungkus adonan tambahkan daun pandan agar menjadi wangi, jadikan beberapa bungkus kecil. Lalu dikukus dengan api kecil. Saat akan dipakai beri kroto segar, tak perlu diaduk, pulungan umpan cukup diguling-gulingkan saja pada kroto. Jika umpan terlalu lembek dapat ditambahkan pengeras.
top
RAMUAN UMPAN (11)
150 gram ubi jalar
100 gram singkong
2 tongkol jagung manis
50 gram keju
2 kuning telur ayam kampung
1,5 sendok makan gula
1,5 sendok garam halus
50 gram kacang tanah goreng
50 gram kacang mete goreng
Cara membuat :
Kukus ubi jalar, singkong, dan jagung manis sampai setengah matang. Parut keju kemudian aduk rata bersama kuning telur. Giling kacang tanah dan mete dengan blender, goreng sampai halus. Tambahkan ubi jalar, singkong, jagung yang telah dikukus, keju dicampur kuning telur, garam, dan gula. Blender sekali lagi hingga halus dan tercampur merata. Kukus adonan yang telah diblender diatas cetakan kue beralas daun pisang kurang lebih 30 menit. Campurkan kroto sewaktu akan digunakan.
dari : geocities.com/mancingikan
»» READMORE...
Shaq Derri
Budidaya Ikan arwana bukanlah sesuatu yang mudah anda harus mempelajari beberapa tehik atau cara untuk membudidayakan Ikan arwana ini,saya sech ga tau yang
profesional tapi kalau cara budidaya ikan arwana yang dasar adalah sebagai berikut :
Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.
2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45×45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Sumber:Buu Budidaya Ikan Arwana
»» READMORE...
Shaq Derri
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan ini mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan.
Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, jenis ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk "membongsorkan" tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
Ikan ini berbadan panjang untuk ukuran ikan air tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Adapun manfaat ikan patin antara lain :
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
Berikut adalah persyaratan lokasi budidaya ikan patin :
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
6. Keasaman air berkisar antara: 6,5-7.
Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Kedua jenis kegiatan ini umumnya belum popular dilakukan oleh masyarakat, karena umumnya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam (sungai, situ, waduk, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan akan patin.
Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Benih ikan patin dapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum. Selanjutnya, benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan hati-hati selama 2 minggu.
Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera diganti dengan air bersih, dan usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benih ditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam hampang yang sudah disiapkan.
Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pemilihan calon induk siap pijah.
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
3. Kawin suntik (induce breeding).
4. Pengurutan (striping).
5. Penetasan telur.
6. Perawatan larva.
7. Pendederan.
8. Pemanenan.
»» READMORE...
Shaq Derri
Siapa yang tidak kenal ikan badut atau juga biasa dikenal dengan nama anemon fish, diberi julukan anemon fish karena ikan ini sering berada di dalam / di dekat tumbuhan anemon tempat ia tinggal dan bermain – main.
Ikan giru atau ikan badut adalah ikan dari anak suku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Sekitar dua puluh delapan spesies dikenali, salah satunya adalah genus Premnas, sementara sisanya dalam genus Amphiprion. Di alam bebas mereka bersimbiosis dengan anemon laut. Ikan giru berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang terkecil hanya mencapai 10 cm.
Ciri khas yang paling menarik dari ikan ini, yang badannya dihiasi dengan warna-warna cemerlang, adalah tempat hidupnya yang telah Allah pilihkan. Ikan badut hidup di cabang-cabang karang yang mirip pohon yang disebut sebagai ”anemon laut”. Ada kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemon laut yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Namun Ikan badut tidak pernah terluka oleh anemon laut ini. Bahkan mereka bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut yang membuatnya aman dari pemangsa. Ada cairan yang khusus di badan ikan badut ini yang melindunginya dari ‘gigitan’ kapsul anemon laut.
Tidakkah ini menakjubkan? Tidak seperti ikan-ikan lainnya, ikan ini mengeluarkan cairan yang melindunginya dari racun di sekitar tempat hidupnya. Bagaikan tahu bahwa anemon laut ini tidak membahayakannya, saat berada dalam bahaya, ia secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun tersebut. Bagaimana mereka mengetahui bahwa ikan yang lainnya tidak dapat mendekatinya atau ikan yang lain tersebut tidak mempunyai cairan seperti yang dipunyainya? Tidak diragukan lagi, tidaklah otak maupun kemampuan ikan kecil itu yang dapat memberinya pengetahuan ini. Ada kekuatan yang telah mengajarinya, yakni Allah, pencipta langit dan bumi dan semua yang berada di antara keduanya.
»» READMORE...
Shaq Derri
1. Pendahuluan
Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju.
Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya.
2. Ciri Morfologi
Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm.
Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.
3. Prasarana dan Sarana
Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu :
a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan
b. Wadah pemeliharaan berupa :
~ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm.
~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal
c. Pakan
~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.
~ Pakan larva berupa nauplii artemia
~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex
4. Kegiatan Operasional
4.1 Pemeliharaan Induk
Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus.
Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur.
4.2. Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan.
Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu.
Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur. Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur.
4.3. Penetasan telur
Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium . Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm. Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia.
4.4. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan.
Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex.
4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan
Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah : Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla.
Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.
»» READMORE...
Shaq Derri
Discus sebagai rajanya ikan air tawar menarik banyak akuaris maupun orang awam untuk memeliharanya. Selain bentuk, warna, dan coraknya yang menarik, harganya yang mahalpun menjadi salah satu daya tarik untuk memeliharanya. Namun memelihara terutama untuk memilih calon bibit yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk mendapatkan diskus yang baik tentulah harus mendapatkan bibit yang baik. Oleh karena itu seorang hobies terutama pemula harus jeli dalam memilih ikan. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh pemula adalah kurangnya pengetahuan mengenai kualitas diskus yang baik. Banyaknya jenis diskus, terutama nama-nama yang berlainan untuk satu jenis diskus ikut membuat pemula ini semakin bingung.
Berikut tips untuk memilih diskus yang baik, diantaranya;
1. Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/ hitam menandakan kondisi diskus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/ stress bar yang sangat menyolok/ tegas menandakan diskus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar.
Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
2. Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk diskus bulat dan indah dipandang.
3. Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama
4. Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat diskus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
5. Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang
6. Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu diskus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya.
7. Umumnya diskus yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Discus yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. Discus yang sehat umumnya berenang dengan tenang, dasi/pectoral fin - sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.
8. Jangan mudah tertipu dengan warna. Warna merah membara pada mata dan warna yang menyolok, terutama pada discus kecil & remaja (antara 2-3 inci), bukan jaminan untuk mendapatkan discus yang baik. Pada saat ini ada sebagian kalangan yang menggunakan hormon untuk memaksakan keluarnya warna ikan, yang bertujuan untuk memudahkan penjualan dan meningkatkan daya tarik ikan. Warna ini tidak akan bertahan lama (kurang lebih 2 minggu - 1 bulan). Pemakaian hormon dapat mengakibatkan gagalnya pemijahan atau anakan yang dihasilkan sedikit dan biasanya tidak sehat.
9. Batik atau pattern ikan biasanya akan timbul mulai 2 inci ke atas dan bertahap. Berhati-hatilah jika membeli diskus yang sudah keluar batik sejak ukuran kecil, karena kemungkinan adanya pemberian hormon untuk mengeluarkan batik ini agar terlihat indah. Adalah wajar batik yang keluar hanya setengah atau kurang pada ukuran 2 inci, namun terkadang kualitas diskus yang rendah mengakibatkan batiknya tidak keluar secara sempurna hingga full satu badan.
10. Usahakan membeli ikan paling tidak ukuran 2 inci, karena pada ukuran inilah cirri-ciri ikan sehat dan baik dapat dilihat dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Hindari untuk membeli burayak walaupun harganya murah, terutama jika anda seorang pemula. Jangan tergiur dengan keuntungan karena memelihara burayak tidak mudah.
Selain tips di atas, yang harus diterima oleh pemula adalah cacat fisik seperti mata besar sebelah, pertumbuhan fin tidak sempurna, dahi menonjol, bagian kepala meruncing dll. Kemudian yang terpenting adalah lakukan adaptasi secara perlahan sesudah tiba dirumah dan lakukan karantina pada setiap ikan yang dibeli.
Sumber : Joanes Tirtadinata - Bintaro Discus Jakarta
http://www.geocities.com/discus_joanes/Joanes.html
»» READMORE...